Mimbarrepublik.com, Jember- Pengamat ekonomi Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq (UIN KHAS) Muhammad Fauzinudin Faiz menilai bahwa ketiga calon wakil presiden dalam debat tahap kedua masih kurang memaparkan kedalaman analisis dan solusi praktis dalam argumen-nya.
“Kekurangan dalam analisis, seperti bagaimana secara spesifik rencana mereka akan diimplementasikan dan dampak jangka panjangnya, serta solusi praktisnya,” katanya kepada pers di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat 22/12/2023 malam.
Menurutnya tema debat tahap kedua sudah bagus yakni memfokuskan pada ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, pajak, dan tata kelola APBN/APBD. Itu menunjukkan kesadaran akan isu-isu yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
“Debat mungkin kurang memberikan solusi praktis dan terukur untuk masalah ekonomi yang rumit, seperti inflasi, ketimpangan pendapatan, atau pengangguran,” tuturnya.
Karena fokus debat terkait ekonomi, lanjut dia, para cawapres seharusnya bisa memberikan rencana ekonomi yang lebih rinci, termasuk langkah-langkah spesifik, timeline, dan sumber pendanaan.
Ia menjelaskan cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin membawa isu kesetaraan ekonomi dengan membangun ekonomi pakai hati pakai otak dan itu masih penjelasan yang normatif.
“Ketika cawapres Mahfud bertanya terkait kenapa target 5 persen bukan 7 persen pertumbuhan ekonomi, maka jawabannya masih jawaban politikus,” ucap Pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jember itu.
Sedangkan cawapres Gibran Rakabuming Raka karena usia masih muda maka dia lebih bisa berbicara istilah-istilah baru di digitalisasi. Kalau cawapres Machfud Md masih kukuh dengan perbaikan hukum yang mendorong ekonomi seperti perbaikan pajak, dan regulasi regulasi.
“Intinya semua masih berbasis pengetahuan dan pengalaman bidang masing masing. Sebaiknya lebih bagus model menjawab pertanyaan panelis seperti yang dulu,” harapnya.
Fauzinudin menilai debat capres-cawapres saat ini seakan akan tim sukses masing masing menyiapkan pertanyaan untuk lawannya dengan materi yang menjadi kelemahan calon lainnya, sehingga kesannya tidak menarik. (*Red/chy)