Mimbarrepublik.com, Jakarta- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan, benih bening lobster (BBL) hasil penggagalan penyelundupan yang dilepasliarkan memiliki tingkat ketahanan hidup (survival rate) yang sangat rendah.
“Selama ini beberapa kali saya lihat dilepasliarkan, tapi menurut teori, keilmuan itu kalau dilepasliarkan itu survival rate mungkin 0,0 persen dari 100 ribu ekor BBL. Barangkali yang hidup cuma dua tiga, karena habis itu dimakan biota-biota atau ikan lain,” ujar Trenggono dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu, 15/5/2024
Karenanya, Trenggono telah menugaskan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budi Daya KKP untuk melakukan kajian agar BBL hasil penggagalan penyelundupan itu diambil alih oleh balai-balai yang dimiliki KKP untuk dibesarkan.
Dengan demikian dengan ukuran lobster yang agak besar mampu memiliki tingkat ketahanan hidup yang lebih tinggi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Tb Haeri Rahayu mengatakan, akan mengupayakan inisiatif Menteri Trenggono dapat terealisasi.
Beberapa instansi telah menggagalkan penyelundupan BBL di beberapa wilayah, di antaranya di Palembang oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang sebanyak 99.648 ekor, BBL tersebut pun bakal dilepaskan di perairan di Lampung.
Disusul Ditpolair Baharkam Polri juga menggagalkan penyelundupan 125 ribu BBL di Jambi (13/5) serta Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dengan AVSEC AP 1 Yogyakarta International Airport menggagalkan upaya penyelundupan 80 ribu ekor benih bening lobster di Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo pada Selasa 14/5/2024 kemaren