Mimbarrepublik.com, Jakarta- Pemuda Panca Marga (PPM) sebagai wadah berhimpun putra-putri, penerus pejuang kemerdekaan RI yang tergabung dalam keluarga besar TNI (KBT) mengutuk keras tindakan brutal gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah mengakibatkan gugurnya para prajurit terbaik bangsa Indonesia serta masyarakat sipil.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PPM Berto Izaak Doko, S.H. kepada wartawan di Jakarta, Sabtu, 13 April 2023 pagi, menyusul peristiwa gugurnya Danramil 1703-04/Aradide, Letda Inf Oktovianus Sokolray setelah diberondong peluru oleh gerombolan OPM di Jalan Trans Enarotali-Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada Rabu, 10 April 2024 lalu.
“Saya atas nama Pemuda Panca Marga menyatakan mengutuk keras tindakan brutal yang dilakukan oleh gerombolan OPM yang mengakibatkan gugurnya prajurit terbaik bangsa Indonesia serta masyarakat sipil di Papua, kondisi tersebut sangat mengganggu akal sehat saya, disaat TNI dan Polri bertugas menjaga keamanan berhadapan dengan gerombolan OPM bersenjata, namun tidak dapat melakukan tindakan maksimal bagi melindungi keselamatan diri dan masyarakat sipil karena permasalahan Hak Asasi Manusia ?,” kata Berto.
Menurut Ketua Umum PPM bagi para pegiat HAM, sebaiknya lebih fair dalam menilai kondisi yang sebenarnya secara berimbang, jangan sampai memunculkan dugaan bahwa seruan HAM semata-mata karena lebih pada kepentingan pihak-pihak luar yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Bagi para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) sudah semestinya dapat memberikan penilaian yang fair, objektif dan tidak sepihak, karena fakta di lapangan pihak OPM bersenjatalah yang menyerang secara brutal kepada TNI dan POLRI serta masyarakat sipil,” ujar Berto.
Berto menilai selama ini oleh TNI dan POLRI dalam upaya menciptakan keamanan dan kedamaian bagi percepatan pembangunan di tanah Papua sudah melalui pendekatan persuasif atas dasar rasa kemanusiaan.
“Janganlah upaya pihak pemerintah Indonesia yang sedang menggesa pembangunan di berbagai bidang di Papua menjadi terganggu oleh tindakan OPM yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata cucu Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Timur Izaak Huru Doko.
Ia juga berharap pemerintah Indonesia segera mengambil sikap tegas serta tidak melakukan pembiaran terhadap gerakan-gerakan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat yang dilakukan oleh siapapun, demi kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Bangsa ini sudah sepakat bahwa ‘NKRI Harga Mati’, jadi sudah saatnya pemerintah mengambil langkah tegas serta tidak melakukan pembiaran terhadap setiap ancaman keutuhan NKRI, apapun bentuknya,” ujarnya.
“Disisi peningkatan kesejahteraan, khususnya di wilayah Papua, kita harus berteima kasih kepada Presiden RI Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), karena di era pemerintahan beliau fokus pemerataan pembangunan khususnya di wilayah timur Indonesia semakin di tingkatkan, menyangkut pembangunan infrastruktur, pemerataan harga BBM dan komoditas pendukung lainnya, serta pengambil alihan saham PT. Freeport Indonesia secara maksimal yang sepenuhnya bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia dan khususnya di Papua,” pungkasnya.
Sementara dikutip dari Kalbar-Pikiran Rakyat, Sabtu, 13 April 2024, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc., menerangkan bahwa Oktovianus tidak hanya ditembak, namun juga dilukai menggunakan parang oleh OPM pada bagian kepala dan tangan.
Atas peristiwa tersebut, Mabes TNI menyebut OPM telah melakukan pelanggaran berat!
“Secara keji, setelah ditembak kemudian diparang di bagian kepala dan tangan. Apa yang dilakukan OPM adalah pelanggaran HAM berat,” seru Nugraha.
Nugraha menuturkan, aksi keji OPM telah menciderai upaya untuk menciptakan perdamaian dan kedamaian, serta percepatan pembangunan di Tanah Papua.
Ia menyebut bahwa saat ini personel gabungan TNI-Polri sedang mengejar OPM yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Oktovianus. (*Nur)