Mimbarrepublik.com, Jakarta– Kebocoran data dapat terjadi dari perusahaan di setiap sektor industri. Tampaknya tidak setiap basis data yang bocor berisi informasi penting. Layanan pengiriman mungkin tidak membocorkan detail perbankan – ini karena alasan sederhana bahwa mereka tidak menanganinya.
Menurut Kaspersky beberapa dari mereka menggunakan gateway pembayaran yang dikontrol oleh bank penerima. Ini meliputi nomor kartu yang dimasukkan di situs web bank, dan pedagang bahkan tidak melihatnya, apalagi menyimpannya. Bahkan dari sisi bank, jika akun perbankan ditautkan, pedagang hanya menerima ID yang mengikat.
Meski demikian, kebocoran dari layanan pengiriman makanan umumnya lebih berbahaya daripada dari marketplace, Pesanan yang ditempatkan di marketplace dapat diambil di tempat pengambilan atau kantor pos, sedangkan pesanan makanan selalu dikirimkan langsung ke pelanggan, seperti rumah atau kantor mereka.
Namun, jika sampai sekumpulan informasi pribadi yang tersedia di domain publik, inilah kemungkinan negatifnya:
- Calon penyerang memiliki informasi tentang di mana korban tinggal, berapa banyak yang mereka habiskan untuk pengiriman makanan, kapan mereka memesannya, dan pada hari apa mereka cenderung melewatkannya.
- Kebocoran tersebut dapat menunjukkan potret pelanggan dan mengirim spam yang ditargetkan ke alamat pos yang diketahui
- Basisi data semacam itu tidak hanya berisi alamat rumah, tetapi juga alamat bisnis. Dan ini memungkinkan penyerang menggunakan rekayasa sosial untuk menembus jaringan internal perusahaan melalui pelanggan layanan pengiriman.
- Karena korban adalah pelanggan asli dari layanan pengiriman, mereka mungkin tidak menaruh curiga — terutama jika itu adalah kurir berseragam yang mengantarkan flash drive. (*Red)