Mimbarrepublik.com, Jakarta- Deklarasi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang ikut mendukung capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo semakin memperjelas kemungkinan perubahan arah koalisi, sekaligus kepastian adanya tiga poros dalam pemilu 2024.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, mengatakan nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) saat ini ditentukan sikap Partai Golkar. Koalisi tersebut tidak bisa dikatakan bubar jika ketiga partai yakni Golkar, PPP dan PAN mengikuti langkah PPP atau merapat ke PDI Perjuangan,
kalau golkar memilih Ganjar misalnya, maka itu berarti KIB tetap tapi kalau memilih atau punya calon sendiri yang berbeda dengan Ganjar maka itu berarti bisa berarti KIB bubar.
“Tinggal golkar mau memposisikan di mana apakah mau mendukung Ganjar atau berseberangan punya calon sendiri.” ujarnya kepada wartawan, Rabu, 26/4/2023 di Jakarta
Menurut Cecep, Koalisi yang pertama dibentuk untuk pemilu 2024 tersebut terdiri dari tiga partai PPP, PAN dan Golkar. Selain PPP, PAN juga sudah bisa terbaca arah sikapnya dalam mendukung calon presiden.
Hal ini bisa dilihat dari sikap PAN yang secara terang benderang mendukung Erick Thohir menjadi cawapres dan bisa dipastikan mendukung Ganjar Pranowo.
“Beberapa waktu lalu PAN dengan jelas mendukung Erick Thohir dan bisa dipastikan mendukung Ganjar. Dan sekarang tinggal Golkar bagaimana. Ada kecenderungan Airlangga lebih ke Prabowo.” kata Cecep.
Dalam kondisi ini lanjut Cecep, partai Golkar yang dikenal pragmatis pasti sedang berhitung tentang berbagai kemungkinan termasuk kemenangan jika Ketum Golkar Airlangga Hartarto menjadi cawapres.
Dalam kalkulasi politiknya golkar bisa saja menyorong kadernya yang lain seperti Ridwan Kamil untuk diduetkan dengan Ganjar Pranowo.
“Airlangga bisa saja legowo melepaskan niatnya karena ada kalkulasi atau perjanjian kerja sama, soal kekuasaan. Jika KIB merapat ke PDIP maka ini bisa dikatakan koalisi gemuk.”tandasnya.