Mimbarrepublik.com, Jakarta- Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI memanen cabai rawit di RPTRA Rawa Jaya, Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (1/11). Panen cabai rawit dilakukan serentak di 65 lokasi se-Jakarta Timur dan disiarkan melalui saluran Zoom oleh 10 kecamatan. Hasil panen tersebut mencapai 3,5 ton dan dibagikan kepada warga untuk memenuhi kebutuhan di tengah lonjakan harga cabai di pasaran.
“Saya apresiasi sinergi Wali Kota Administrasi Jakarta Timur dan seluruh camat untuk memastikan bahwa setiap lahan yang ada, mau 10 meter, mau 20 meter, ditanam tanaman pangan. Ada cabai, terong, kacang tanah, kangkung, anggur, labu, itu dilakukan di seluruh kecamatan. Hari ini panen 3,5 ton cabai rawit. Ini adalah salah satu wujud menjaga ketahanan pangan di Jakarta,” ungkap Pj. Gubernur Heru.
Usai memanen cabai, Pj. Gubernur Heru dan Pj. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Mirdiyanti turut menyapa sejumlah PNS dan kader PKK melalui saluran Zoom, untuk membahas kondisi wilayah dan keamanan lingkungan. Keduanya pun mengecek sejumlah fasilitas dan lahan perkebunan yang tersedia di RPTRA Rawa Jaya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati menambahkan, gerakan masyarakat yang masif menanam dan memanen cabai memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan di Jakarta. “Ini bukti nyata dan menjadi suatu gerakan masyarakat menanam. Kenapa kita pilih cabai? Cabai adalah produk atau komoditas yang mudah dipanen, dengan harapan saat harganya tinggi di pasaran, ibu-ibu tetap bisa memenuhi kebutuhannya,” ungkapnya.
Ia juga menyikapi dampak El Nino yang dirasakan masyarakat Jakarta. Akibatnya, panen cabai yang seharusnya bisa dilakukan sebanyak tujuh kali, kini hanya tiga sampai empat kali saja.
“Saat ini memang benar terdapat penurunan pasokan cabai. Jadi, bagi saya ini tepat sekali kita panen 34 ribu pohon dari 100 ribu yang ditanam pada bulan September. Laporan dari para lurah tadi, sudah terjadi tiga sampai empat kali panen ya. Nah, biasanya tujuh kali panen, setelah itu jumlahnya menurun. Kalau sudah menurun, kita ganti tanamannya,”tandasnya. (*Kikel)