Mimbarrepublik.com, Jakarta- MASA kampanye pemilihan umum (pemilu) masih tersisa 70 hari sampai 10 Februari 2024 atau empat hari sebelum hari pemungutan suara.
Dalam kurun waktu yang relatif singkat, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) didorong untuk membangun kampanye yang dialogis dengan masyarakat sebagai pemilih, ketimbang mengedepankan gimik politik belaka.
Anggota dewan pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai, kampanye masih belum sepenuhnya berjalan dua arah. Komunikasi kampanye, sambungnya, masih didominasi pasangan calon yang proaktif dalam menyampaikan program dan janji-janji politik.
Kendati demikian, Titi menyadari tidak mudah bagi tim capres-cawapres untuk membangun proses yang dialogis di tengah kerumunan besar saat kampanye. Oleh karenanya, tim kampanye tiap pasangan calon disarankan untuk memperbanyak pertemuan tatap muda dan terbatas dengan pemilih.
“Maka, jadi penting dukungan aktivitas kampanye dari mesin partai dan caleg-caleg pendukung pasangan calon guna membangun komunikasi yang lebih kuat secara programatik,” jelas Titi kepada Wartawan, Sabtu 2/12/2023.
Lewat kampanye yang dialogis, tiga pasangan capres-cawapres diharapkan mampu menghadirkan suasana debat yang penuh dialektika.
Menurut Titi, debat sebagai salah satu metode kampanye merupakan salah satu pertimbangan besar bagi pemilih untuk menentukan pilihannya saat 14 Februari 2024, di samping rekam jejak dan latar belakang para calon. (*Nur)