Mimbarrepublik.com, Jakarta Pengamat sosial politik Herry Mendrofa ikut menyoroti gabungnya Golkar dan PAN ke koalisi Gerindra-PKB.
Dia menilai bahwa koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra dan PKB selama ini merupakan koalisi yang sesuai dengan arah politik Partai Golkar dan PAN.
“Saya kira arah politik Golkar dan PAN jelas lebih beririsan dengan Gerindra dan PKB. Ada riwayat historis dan pertimbangan psikologis politik dengan keputusan ini,” kata Herry Mendrofa, Minggu 13 Agustus 2023.
Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) itu juga menekankan keputusan Golkar dan PAN bergabung koalisi Gerindra dan PKB bukanlah hal yang mengejutkan karena pernah berkoalisi saat pencapresan tahun 2014 yang lalu.
“Tentunya kita tidak lupa pada tahun 2014 lalu ketika Golkar dan PAN berada satu perahu mengusung Prabowo menjadi capres. Artinya hal ini tak menyulitkan komunikasi politik di antara parpol tersebut,” ucapnya.
Ia juga mengatakan belum lagi secara psikologis politik, Prabowo dekat dengan Golkar sebagai kader yang juga justru pernah berjuang di konvensi capres tahun 2004.
“Prabowo sebenarnya begitu dekat dan dapat diasosiasikan dengan Golkar medio 2004 sehingga dalam konteks psikologis politik, tidak ada yang menjadi hambatan ketika Golkar menjadi bagian dari koalisi Gerindra,” tutur Herry.
Selain itu, soal bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo akan lebih banyak alternatif ketika Golkar dan PAN masuk koalisi Gerindra dan PKB.
“Justru inilah momentum memperbanyak alternatif pendamping Prabowo, ada Airlangga dan Ridwan Kamil dari Golkar, kemudian Zulhas dan Bima Arya layak dipertimbangkan sebagai bacawapres Prabowo. Ini dari internal ya apalagi bicara eksternal maka banyak alternatif,” kata Herry.(*Nur)