Mimbarrepublik.com, Jakarta- Diketahui pemerintah telah menetapkan besaran tarif LRT. Tarif untuk 1 kilometer pertama ialah sebesar Rp5 ribu dan Rp700 tiap 1 kilometer berikutnya. Tarif termahal LRT merupakan perjalan dari Stasiun Harjamukti, Depok ke Stasiun Jatimulya, Bekasi, yakni Rp27.400.
Sedangkan tarif termurah LRT ialah sebesar Rp7.100 dengan rute Stasiun Cawang ke Stasiun Halim. Bhima menilai, tarif termurah dengan jarak terdekat itu terlampau jauh dari tarif tertinggi KRL yang hanya Rp6.000 dengan rute Stasiun Bogor ke Stasiun Jakarta Kota.
Menanggapi kebijakan pemerintah tersebut, Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Deddy Herlambang mengusulkan ke pemerintah agar ada tiket bundling atau penggabungan antara tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan kereta ringan atau light rail transit/LRT Jakarta–Bogor–Depok-Bekasi (Jabodebek).
Ia setuju dengan langkah pemerintah yang memberikan subsidi tarif untuk moda transportasi LRT Jabodebek, namun tidak untuk KCJB. Alasannya, kereta cepat bukan termasuk kelas kereta ekonomi.
“Kereta cepat seharusnya tidak mendapat subsidi. Tapi, saran saya ada bundling tiket antara LRT Jabodebek dan KCJB untuk menarik minat masyarakat,” ujar Deddy kepada awak media, Kamis 24/8/2023.
Menurut Deddy, tarif kereta cepat relasi Jakarta-Bandung yang akan dipatok sekitar Rp250 ribu-Rp350 ribu, sudah termasuk dengan harga tiket LRT Jabodebek.
Seperti diketahui, di Stasiun Halim, Jakarta Timur, LRT Jabodebek langsung terhubung dengan KCJB. Fasilitas integrasi kedua moda transportasi baru itu melalui bangunan skybridge.
“Jadi tiket integrasi ini penting karena akan lebih ekonomis,” sebut Deddy.
Untuk meningkatkan minat masyarakat beralih naik kereta cepat, pengamat transportasi MTI itu juga mendorong pemerintah untuk menyiapkan tiket integrasi antara KCJB dengan kereta feeder Padalarang-Bandung.
Deddy melanjutkan hal lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan operator KCJB ialah adanya akses yang nyaman di tiap stasiun yakni di Stasiun Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar untuk memudahkan perjalanan penumpang keluar dan masuk Kota Bandung. (*Nur)