Mimbarrepublik.com, Jakarta- Anggota Komisi VII DPR RI Andi Ridwan Wittiri mengungkapkan keluhan dari masyarakat daerah pemilihannya di Sulawesi Selatan I yang sering mengalami pemadaman listrik di daerah tersebut.
Meski telah menerangkan bahwa faktor cuaca mempengaruhi aliran listrik, warga kata Andi Ridwan masih belum puas dengan keterangan tersebut, dirinya hampir setiap hari diminta pertanggungjawaban oleh masyarakat dapil nya. dirinya coba menjelaskan kepada mereka dari hasil Koordinasi dengan GM PLN di sana, bahwa pemadaman itu karena kemarau, sehingga PLTA itu debit airnya kurang. Suplai air itu tidak membuat stabil dari mesin pembangkit listrik.
“Dengan kata lain, saya katakan ini faktor cuaca, faktor iklim. Namun jawaban Kami tersebut tentu tidak membuat puas masyarakat, dan bukan sebuah solusi. Inilah yang ingin saya pertanyakan,” ujar Andi Ridwan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan Dirut MIND ID, Dirut PT Bukit Asam Tbk, PT Nusantara Power dan perusahaan terkait lainnya di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Oleh karena itu, ketika Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini mendengar pemaparan dari Dirut PT PLN Nusantara Power terkait pembangunan PLTS terbesar di Asia Tenggara, pihaknya sangat tertarik. Bahkan pihaknya berharap PLTS sejenis juga bisa dibangun di kawasan Indonesia Timur, khushusnya di Sulawesi Selatan.
Sehingga diharapkan bisa menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat dan industri setempat yang belakangan terganggu akibat sering padamnya listrik yang didistribusikan oleh PLN.
Terlebih lagi PLTS yang notabene termasuk dalam green energy atau energy hijau, energy bersih, tentu hal tersebut sangat baik jika dibangun di kawasan Indonesia Timur. Apalagi Sulawesi selatan menjadi salah satu wilayah dengan tingkat paparan sinar matahari yang sangat besar.
“Saya berharap PLTS juga bisa dibangun atau didirikan di Kawasan Indonesia Timur, khususnya di Sulawesi Selatan. Sehingga akan menjadi salah satu solusi pemenuhan litstrik masyarakat dan Industri setempat yang sempat terganggu akibat pemadaman listrik PLT yang terjadi hampir setiap hari sekitat 3-5 jam,” pungkasnya. (*Nur)