Mimbarrepublik.com, Jakarta- Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut Indonesia mengalami persoalan regenerasi petani. Hal ini disebabkan urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota.
“Jumlah petani yang muda di bawah 45 tahun masih sedikit. Ini menujukkan kita menghadapi fakta bahwa regenerasi petani ini sedang terjadi ke arah yang tidak baik,” kata Staf Ahli Menteri Kementan Inti Pertiwi Nashwari kepada wartawan Sabtu 23/9/2023 di Jakarta.
Menurutnya, saat ini belum ada regenerasi petani yang akan menjadi penerus petani. Padahal, pertanian merupakan salah satu faktor untuk penyedia pangan di Indonesia.
“Kementerian Pertanian melihat hal ini. Program petani milenial salah satu upaya-upaya Kementerian Pertanian untuk merangkul para petani muda,” ucapnya.
Dengan program petani milenial ini, kata dia, akan mengubah pandangan bahwa petani di desa, kotor, dan miskin. Saat ini Kementan mengubah pandangan tersebut dengan mengeluarkan beberapa kebijakan.
Kementan, kata Inti, juga akan meyakinkan generasi muda bahwa pertanian merupakan bidang usaha yang menguntungkan seperti bidang lainnya. Pihaknya akan mempermudah akses dengan pemangku kepentingan lain.
“Kami menarik minat beberapa pemuda agar mau melaksanakan kegiatan pertanian dengan kebijakan pembangunan kewiraushaan. Tentu nanti akan ada pendampingan-pendampingan dari Kementerian Pertanian,” ujarnya.
Tidak kalah penting, menurut Inti, Kementan juga akan melakukan digitalisasi pertanian. Ia meyakini dengan digitalisasi pertanian akan membuat generasi muda tertarik dengan pertanian.
“Mengundang para pemuda tani kita untuk mereka mau terjun ke pertanian harus ada yang menarik. Digitalisasi pertanian salah satunya,” ucapnya. (*Nur)