Mimbarrepublik.com, Jakarta: Seperti dilaporkan CNN, pembunuhan Nahel telah memicu keresahan destruktif meluas. Simbol kekuasaan di Prancis seperti gedung DPR, kantor polisi, bahkan gedung sekolah tertentu diserang warga yang marah,
Penembakan terjadi ketika korban tidak mengikuti perintah untuk berhenti pada Selasa, 27 Juni 2023, di Kota Nanterre. Kerusuhan menyebar ke daerah pinggiran kota Paris lainnya, di Seine-Saint Denis, Villeurbanne, dan juga di kota-kota besar lainnya termasuk Nantes dan Toulouse hingga Rabu (28/6) malam hari.
Pemerintah Prancis telah mengerahkan 45.000 polisi untuk meredam para pemrotes hingga Sabtu malam. “Saya kira semua orang paham bahwa pemerintah tidak akan mundur,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin.
Gerald menegaskan, pemerintah Prancis akan memperkuat pasukan keamanan di Lyon dan Marseille, di mana bentrokan kekerasan terjadi Jumat malam. Banyak dari mereka yang ditahan sejak kerusuhan dimulai pada hari Selasa adalah anak di bawah umur., setidaknya 421 orang ditangkap. Dengan lebih dari separuh penangkapan terjadi di wilayah Paris, yakni di departemen Hauts-de-Seine, Seine-Saint-Denis, dan Val-de-Marne.
Macron berbicara dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melalui telepon untuk memberi tahu tentang situasi di negaranya.
Sementara itu, dilaporkan sebanyak 79 anggota polisi terluka selama Jumat malam, dam sebanyak 58 serangan terjadi pada kantor polisi dan personelnya. Adapun sebanyak lebih dari 1000 pemrotes dilaporkan telah ditangkap di sejumlah kota.
dari hasil pantauan media, menyebutkan lebih dari 700 lokasi bisnis di seluruh Prancis telah rusak sejak dimulainya protes. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengungkapkan hal itu, pada konferensi pers hari Sabtu.
Dikatakan, area bisnis yang menjadi sararan amukan, penjarahan, hingga pembakaran meliputi pusat perbelanjaan dan cabang bank. Sehubungan dengan protes tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menunda rencana kunjungan ke Jerman 2-4 Juli ini.
Dalam peristiwa ini, sebanyak 942 bangunan menjadi sasaran. Sementara 2.000 kendaraan dibakar, dan total 3.880 kebakaran terjadi dalam semalam.
Polisi pun sempat menembakkan gas air mata kepada pedemo. Kerusuhan pun menyebar ke daerah pinggiran Paris lainnya, seperti Seine-Saint Denis dan Villeurbanne, serta kota-kota besar lainnya termasuk Nantes dan Toulouse.
Terkait dengan kondisi tersebut, Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak atau terlibat dalam kerusuhan di Prancis. Kerusuhan itu dipicu penembakan fatal oleh polisi terhadap pemuda 17 tahun.
“KBRI Paris telah berkoordinasi dengan kepolisian Kota Nanterre serta simpul-simpul masyarakat Indonesia. Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak atau terlibat kerusuhan tersebut,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu, Judha Nugraha, kepada wartawan Minggu (2/7/2023) di Jakarta. (*Nur)