Mimbarrepublik.com, Jakarta- Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) resmi dimulai hari ini, Senin (30/10).
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono hadir dalam groundbreaking proyek LRT Fase 1B oleh Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur. Diharapkan LRT Jakarta Fase 1B ini dapat beroperasi secara keseluruhan pada 2026.
Pj. Gubernur Heru mengatakan, seperti LRT Jakarta Fase 1A (Kelapa gading-Velodrome), pembangunan LRT Jakarta Fase 1B akan dikerjakan PT Jakarta Propertindo.
Proyek ini diteruskan untuk mendukung integrasi antarmoda di Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral. LRT Jakarta Fase 1B memiliki jalur sepanjang 6,4 km dengan lima stasiun, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan Stasiun Manggarai.
“Setelah pembangunan Fase 1B ini selesai dan beroperasi, LRT Jakarta akan memiliki total 11 stasiun dengan panjang jalur 12,2 km yang ditempuh selama 26 menit,” kata Pj. Gubernur Heru.
Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, lanjut Pj. Gubernur Heru, dijadwalkan berlangsung selama tiga tahun dengan trial run/uji coba terbatas hingga Stasiun Rawamangun pada September 2024.
Karena itu, ia meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan LRT Jakarta 1B agar dapat memaksimalkan kinerjanya baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga seluruh proses pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat waktu.
Selain meningkatkan konektivitas antarwilayah, Pj. Gubernur Heru menegaskan, pembangunan LRT Jakarta Fase IB berpotensi meningkatkan daya saing Kota Jakarta, sekaligus memberikan dampak ekonomi lain, seperti peningkatan pendapatan warga sekitar seiring aktivitas masyarakat di sekitar stasiun yang juga meningkat.
Sementara itu, Menhub Budi Karya Sumadi mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta yang sangat serius untuk mengembangkan angkutan massal perkotaan. Dengan pembangunan LRT sampai ke Stasiun Manggarai, maka integrasi antarmoda antara LRT, MRT, dan Kereta Commuter Line, bahkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat berjalan dengan lebih baik untuk kepentingan warga.
”Jakarta adalah satu kota yang menjadi pattern, suatu model bagi kota-kota di Indonesia. Niatan baik dari Pemprov DKI ini sangat (perlu) diapresiasi. Karena dengan adanya anggaran dan inisiasi dari Pemprov DKI sendiri, bisa menghasilkan angkutan massal perkotaan yang menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lain,” terang Budi Karya Sumadi.
Budi Karya melanjutkan, pembangunan LRT yang dilakukan secara bertahap ini penting untuk diteruskan karena berdampak pada penurunan kemacetan, meningkatkan kelestarian lingkungan dan mengurangi polusi akibat perubahan perilaku masyarakat dari pemakaian kendaraan pribadi menjadi transportasi publik, hingga mengurangi kerugian akibat kemacetan di jalan. (*Kikel)