Mimbarrepublik.com, Jakarta– Dinas Kebudayaan DKI Jakarta bersama dengan sejumlah universitas melakukan Visit Museum Jakarta dalam rangka peningkatan minat pengunjung.
Visit Museum Jakarta pertama dilaksanakan 24 Juli 2023 dengan mengunjungi Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat dan Museum Betawi, Jakarta Selatan. Sebanyak 17 peserta dari kalangan civitas akademika Universitas Trisakti, Universitas Indonesia dan Universitas MH Thamrin turut serta dalam kegiatan ini.
Peserta tidak hanya mengunjungi museum saja tetapi juga melakukan diskusi dan dapat memberikan masukan terhadap pengelolaan museum tersebut. Selain itu, peserta juga mengikuti aktivitas pendukung lainnya seperti menonton film di Museum MH Thamrin, workshop membuat selendang mayang, ondel-ondel mini dan musik gambang kromong di Museum Betawi.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, terdapat sebanyak 74 museum/galeri/monumen baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian/Lembaga ataupun milik perorangan.
Dia menjelaskan, museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Iwan menilai, keberadaan museum menjadi penting, tidak hanya untuk menyimpan koleksi itu sendiri tetapi untuk menyajikannya kepada masyarakat menjadi sebuah informasi.
“Museum seyogyanya tidak mencari profit namun harus berguna melayani masyarakat dari berbagai kalangan dengan beragam tujuan baik pengkajian, pendidikan, maupun pariwisata,” ujar Iwan, Selasa (25/7).
Iwan menyampaikan, aktivitas kunjungan secara offline tidak dapat dipungkiri memberikan pengalaman yang berbeda kepada pengunjung yakni menyaksikan dan menggali informasi dari beragam koleksi museum yang kaya akan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi dan/atau pariwisata.
“Pengalaman kunjungan museum tidak bisa begitu saja hadir di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian perlu dilaksanakan aktivitas Visit Museum Jakarta sebagai sarana promosi kebudayaan di kalangan pemerintah,” urai Iwan
Dia mengatakan, kegiatan yang dilakukan di lingkungan museum tidak hanya meningkatkan jumlah kunjungan saja tetapi menjadi bentuk pelayanan museum terhadap masyarakat untuk memenuhi kebutuhan baik dalam pendidikan, pengkajian dan hiburan.
Iwan menambahkan, civitas akademika bisa mempergunakan museum dengan lebih maksimal untuk mendukung kegiatan akademis dan non akademis.
“Selain target pengunjung dapat tercapai, kunjungan yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan dampak nyata terhadap perubahan pengelolaan museum dari aspek administrasi terkhusus pengelolaan museum,” tandas Iwan. (*Kikel)