Mimbarrepublik.com, Jakarta– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melakukan berbagai persiapan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan di Ibu Kota selama musim kemarau tahun ini.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan, musim kemarau untuk wilayah DKI Jakarta sudah dimulai pada akhir Maret lalu dan diprediksi puncaknya terjadi pada Agustus mendatang. Pihaknya bakal mengundang instansi-instansi terkait untuk duduk bersama membahas hal ini.
“Kami akan undang instansi terkait lakukan langkah-langkah antisipasi musim kemarau,” ujar Isnawa kepada awak media, Rabu 26/4/2023 di Jakarta.
Instansi terkait yang dimaksud antara lain PAM Jaya terkait pasokan air bersih, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga DKI, para wali kota, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Untuk membahas antisipasi musim kemarau, mendeteksi titik-titik rawan air bersih dan pasokan-pasokan air dengan mobil tangki.” jelasnya.
Di sisi lain, untuk pemantauan cuaca saat ini, BPBD terus berkoordinasi dengan BMKG dan BNPB. Sebelumnya, BMKG menyampaikan beberapa negara di Asia mengalami cuaca panas. Wilayah Indonesia pun ikut mengalaminya.
BMKG Wilayah II pun mencatat rekor suhu maksimum harian tertinggi 37,2 derajat celcius pada dasarian II April. Tepatnya di Ciputat, Tangerang Selatan pada 17 April 2023. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain, dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Kemudian, suhu panas bulan April di wilayah Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari yang menyebabkan lonjakan panas tahun 2023 terparah.
Selain itu, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya. (*kikel)