Mimbarrepublik.com, Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa skema subsidi bahan bakar minyak (BBM) masih dalam tahap pembahasan Namun, dalam keterangan terbarunya, ia memberi sinyal bahwa pengemudi ojek online (ojol) bakal tetap mendapatkan subsidi, dengan menggunakan skema atas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Dalam skema subsidi BBM, itu masih kita godok dan sampai sekarang belum selesai. Sampai sekarang, itu skemanya mungkin akan blending antara adanya subsidi BBM dan pengalihan ke subsidi BLT,” kata kepada wartawan di Jakarta, Kamis 5/12/2024 kemaren.
Menanggapi pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadala tersebut, Ketua Presidium Koalisi Ojol Nasional Andi Kristiyanto, S. SOS, kepada wartawan, ia mengatakan bahwa dirinya menilai pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadala tersebut, sangat ambigu, tidak jelas dan juga tidak memberikan solusi bagi kebutuhan BBM untuk pengemudi Ojol, pasalnya, pernyataan mengenai skema subsidi BBM, meskipun masih dalam tahap pembahasan, akan tetapi tetap saja ujung-ujungnya adalah subsidi BBM untuk Ojol tetap di cabut.
“ Saya menduga itu akal-akalan Bahlil untuk meredam kemarahan kawan-kawan pengendara transportasi online, yang menolak pencabutan Subsidi BBM bagi pengendara transportasi online.”ungkap Andi kepada wartawan, Sabtu, 7/12/2024 di Jakarta.
Pasalnya, lanjut Andi, jika subsidi BBM untuk pengendara transportasi online dicabut, maka otomatis menambah beban pengeluaran mereka, selain pengeluaran lain yang selama ini menjadi beban aktivitas usaha dalam mengais rejeki di jalanan, dengan atas belas kasihan perusahaan aplikator yang memberikannya order, entah itu order penumpang, maupun makanan dan juga paket barang atau dokumen, itupun pendapatan mereka di potong lagi sebesar 20%-30%, akibatnya para pengendara transportasi online tetap di miskinkan.
“Kondisi inilah yang mestinya di pahami dan di mengerti oleh Bahlil sebagai pejabat negara, bahwa kebutuhan BBM sangat vital bagi pengendara transportasi online baik itu motor maupun mobil, untuk mengais rejeki di jalanan, itu realitas konkrit bukan imajinatif, sebagai pejabat negara mestinya Bahlil ikut merasakan penderitaan kalangan Ojol, bukannya memaksakan skema ini itu sebagai pengganti pemberian Subsidi BBM untuk Ojol”tukas Andi.
Disamping itu, Andi juga mempertanyakan adanya skema bantuan Bantuan Langsung Tunai pengganti subsidi BBM bagi pengendara Transportasi Online, pasalnya skema tersebut di indikasikan bakal tidak dapat memenuhi kebutuhan terhadap BBM, sebab kalau toh skema itu di terapkan, maka dana yang diberikan tidak bakal mencukupi pembeliaan BBM, misalnya saja duit BLT itu sebesar Rp 300.000,- sedangkan kebutuhan BBM motor sehari bisa mencapai Rp 20.000/hari, kalau sebulan sudah menghabiskan duit Rp 600.000, jika demikian maka dari BLT itu pemerintah hanya bisa menutup kebutuhan BBM selama setengah bulan, sedangkan setengah bulannya lagi ditanggung pengendara ojek motor online, itu baru motor, belum yang menggunakan mobil.
“ Kalau pemerintah menggunakan skema BLT, maka itu tidak efektif dan tidak menyelesaikan masalah kebutuhan BBM bagi Ojol, bahkan akan menambah beban ojol maupun pemerintah, hitungan kami, saat ini ada sekitar kurang lebih ada 4 juta ojol di seluruh Indonesia, kalau semua dapat BLT senilai Rp 300.000, maka pemerintah bakal menggelontorkan dana Rp 1,2 Trilyun, sedangkan dengan dana segitu, tidak cukup menutup kebutuhan BBM bagi ojol selama sebulan, hanya sampai setengah bulan, menutup kebutuhan BBM bagi Ojol, ” Ucap Andi.
Selain itu, imbuh Andi, yang perlu di pahami oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, bahwa pengendara transpotrasi online ini, bukan UMKM, sebab mereka itu pelaku usaha dengan modal motor atau mobil tapi mendapatkan orderan dari perusahaan aplikator, kalau UMKM, itu modal sendiri cari orderan sendiri, seperti tukang dagang bakso, pemilik warteg, dll, Jadi nggak tepat di katakan UMKM, kalau toh di masukkan sebagai UMKM, kemudian di kasih modal usaha, tetap aja kagak bisa berkembang tuh modal usaha, karena orderannya tergantung belas kasihan perusahaan aplikator,
“Oleh karena itu, kami mendesak Negara Berlakukan BBM Bersubsidi Tanpa Syarat & Tanpa Skema akal-akalan, kembalikan seperti semula, supaya kami pengendara Ojol ini tidak tambah melarat, kalau pemerintah nekad menetapkan kebijakan pencabutan Subsidi BBM buat Ojol dengan skema BLT dll, kami akan tetap turun ke Jalan Menolak Pencabutan Subsidi BBM bagi Ojol, sedangkan bagi yang menerima pencabutan BBM dengan skema BLT dll, mereka itu Ojol gadungan”pungkas Andi dengan nada bercanda. (*Rigel)