Mimbarrepublik.com, Jakarta- Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak meyakini, peran orangtua dan guru sangat diperlukan untuk mengomunikasikan hal-hal yang harus dihindari dan disikapi dengan baik oleh para pelajar.
“Komunikasi antara sekolah dan orangtua itu harus gencar. Ketika ada kejadian (tawuran siswa-Red) seperti ini, orangtuanya harus segera dipanggil mendampingi anaknya untuk diberikan edukasi dan tidak mempermalukan siswa,” ujar Johnny kepada awak media, Jumat 2/2/2024 di Jakarta.
Lebih lanjut, kata Johnny, seharusnya pembinaan terhadap anak remaja itu harus melibatkan kerja sama antara orangtua dan sekolah. Sebab, lingkungan pergaulan anak sangat menentukan sikap dan karakternya.
“Kadang-kadang bisa juga di rumah dia baik tapi sampai di sekolah dia menjadi tidak baik karena lingkungannya yang tidak mendukung. Mungkin saja pembicaraan di sekolah bukan soal prestasi, bukan lagi menekankan aspek karakter yang baik, atau bagaimana mengejar prestasi,” ungkap dia.
Johnny pun mengapresiaai langkah Pemprov DKI Jakarta terkait pemberian sanksi tegas kepada pelajar yang terlibat tawuran. Salah satu contohnya yakni, peristiwa tawuran di kolong jalan layang (flyover) Pasar Rebo, Ciracas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta Purwosusilo menyatakan siap mencabut penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang terlibat aksi tawuran.
“Oh itu otomatis (dicabut), kalau pelaku sebagai penerima KJP, itu kita telusuri siapa orangnya,” ungkap dia.
Hingga kini, Purwosusilo menyatakan masih menunggu hasil dari pihak kepolisisan untuk mengetahuo status remaja yang terlibat tawuran. Mulai dari identitas lengkap hingga lokasi sekolah.
“Sejauh ini kita telusuri pelaku siapa yang terlibat. Dan kami koordinasi dengan pihak Kepolisian juga kewilayahan. Kasus ini juga sudah ditangani Kepolisian,” tandas dia. (*Wari)