Mimbarrepublik.com, Jakarta- Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan laju inflasi November 2023 sebesar 0,38 persen. Secara bulanan, meningkat dibandingkan inflasi bulan Oktober 2023 yang tercatat sebesar 0,17 persen.
“Kelompok pengeluaran penyumbang terbesar inflasi bulanan pada November adalah makanan, minuman dan tembakau. Inflasinya sebesar 1,26 persen dengan andil inflasi 0,32 persen,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Mohamad Edy Mahmud dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (1/12/2023).
Sedangkan komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabe merah, cabe rawit, bawang merah, beras, gula pasir, dan telur ayam ras. Komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi cukup signifikan adalah tarif angkutan udara, emas perhiasan dan tarif air minum.
“Beberapa komoditas ada yang mengalami deflasi atau penurunan harga. Komoditas tersebut adalah bensin, ikan segar dan daging ayam ras,” ucapnya.
Dengan demikian secara tahunan inflasi bulan November 2023 menjadi 2,86 persen atau meningkat dari 2,56 persen di bulan Oktober 2023. Sedangkan inflasi tahun kalender dari Januari-November 2023 tercatat sebesar 2,19 persen.
Laporan BPS juga menunjukkan dari 90 kota yang dipantau, 79 kota mengalami inflasi. Sebanyak 36 kota diantaranya mengalami inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional.
Inflasi tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung sebesar 1,05 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di kota Tual sebesar 0,51 persen.
Berdasarkan komponennya, terjadi inflasi pada seluruh komponen pada November 2023. Komponen Harga Diatur Pemerintah mengalami inflasi 0,08 persen.
Untuk komponen harga bergejolak mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,79 persen, dengan andil inflasi terbesar 0,29 persen. Sedangkan komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,12 persen, komoditas penyumbang inflasi terbesar emas dan perhiasan serta gula pasir. (*Nur)