Mimbarrepublik.com, Jakarta- Keseruan acara temu warga Kamis 28/9/2023 di Cafe Roeang Temoe, kawasan Tanjung Priok diramaikan dengan nyanyi bareng ala ‘anak tongkrongan’ Tanjung Priok. Lagu Iwan Fals sampai lagu-lagu Slank, juga lagu-lagu daerah dinyanyikan ramai-ramai bersama masyarakat dan pemuda yang hadir diiring alunan gitar Bastian Simanjuntak, legislatif DPRD DKI Komisi E, Fraksi Partai Gerindra.
Sebelumnya, acara dibuka dengan diskusi dan menyerap aspirasi masyarakat. Temu warga ini di gelar sebagai ruang untuk mendengarkan berbagai masalah dan menyerap aspirasi masyarakat Tanjung Priok seperti ekonomi, pendidikan, dan bahaya narkoba menjadi perhatian utama.
“Biasanya mau deket-deket Pemilu begini dateng ketemu masyarakat. Apakah mereka inget ketika nanti udah duduk di atas?”, curhat Sri, salah satu emak-emak yang hadir.
“Maka, sering-seringlah berkunjung ke bawah supaya program pemerintah tepat sasaran?”, pinta Sri.
Menanggapi pernyataan itu Bastian menjawab,
“Semua bantuan sosial ada pada pemerintah setempat yakni Pemerintah Kotamadya Jakarta Utara. Alokasinya akan dipastikan tepat sasaran ke masyarakat.”
Selain Sri, ada juga salah seorang warga yang hadir di acara itu adalah Eddy, ia menyampaikan keluhan stigma negatif di wilayahnya di kawasan Muara Bahari yang terlanjur dikenal sebagai kampung narkoba. Akibat stigma itu, anak-anak muda yang melamar kerja dengan KTP beralamat di kawasan itu selalu ditolak oleh perusahaan-perusahaan.
“Langkah apa yang akan dilakukan Bapak untuk mengatasi persoalan narkoba, khususnya di wilayah saya? Sehingga anak-anak muda tidak terdampak stigma negatif yang akan menyulitkan mereka ketika melamar pekerjaan?” tanya Eddy.
Menanggapi keluhan tersebut, dengan tegas Anggota DPRD Komisi E Fraksi Partai Gerindra itu menyampaikan jawaban bahwa pihaknya pada pertengahan bulan Oktober 2023 mendatang, akan mengadakan reses dan akan mengundang ketua-ketua RW, Lurah, Camat dan akan membahas tentang penanganan peredaran narkoba di Jakarta Utara. Juga dalam rapat kerja dengan dinas terkait, terutama dinas sosial serta dengan penegak hukum untuk merumuskan kebijakan tentang penanganan narkoba, dan untuk menghilangkan stigma yang dikeluhkan tersebut,
Maka menurut Bastian, pertama-tama yang harus dilakukan yakni membersihkan kampung bahari dan sekitarnya dari berbagai tindakan terkait dengan penyalahgunaan narkoba, sehingga kampung bahari bakal kembali menjadi kampung yang tidak menjadi sarang peredaran narkoba, melainkan menjadi kawasan yang sehat, bersih, aman, serta tidak ada lagi peredaran narkoba.
“Ya, kalau kampung bahari sudah bersih dari peredaran narkoba, dan tidak menjadi sarang peredaran narkoba, tentunya stigma tersebut perlahan-lahan akan hilang dengan sendirinya, dan warga akan dengan mudah mencari pekerjaan, Selain itu, untuk menjaga agar Kampung Bahari tidak kembali menjadi sarang narkoba, Kami akan turun sampai tingkat RT dan RW dibantu dengan koorte (koordinator RT) dan koorwe (koordinator RW) terkait dengan sosialisasi pencegahan narkoba”, tandas Bastian.
Sementara itu, Salah seorang peserta yang hadir juga menyinggung tentang alokasi dana CSR sejumlah perusahaan di Jakarta Utara yang manfaatnya masih belum bisa dirasakan oleh warga Tanjung Priok.
Menjawab hal ini Bastian menyampaikan langkah-langkah yang sudah dilakukan kepada beberapa pihak salah satunya adalah berkomunikasi dengan pengelola Taman Impian Jaya Ancol.
Bastian akan mengusahakan agar alokasi dana CSR dikelola transparan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di mana perusahaan itu beroperasi. (*Nwn)