Mimbarrepublik.com, Jakarta- Komisi X DPR RI mempertanyakan kinerja Kemendikbudristek dalam mengamankan data mahasiswa penerima KIP Kuliah. Pernyataan tegas Komisi X DPR ini menyoroti kasus hilangnya 800 ribu data calon mahasiswa pendaftar KIP Kuliah.
Ratusan ribu data mahasiswa penerima KIP Kuliah itu hilang, akibat server Pusat Data Nasional (PDN) yang diretas. Menurut Komisi X DPR, seharusnya Kemendikbudristek selalu mem-backup data mahasiswa penerima KIP Kuliah.
“Sangat menyesal, kenapa? Karena Kemendikbudristek tidak membuat backup data. Terhadap data yang begitu banyak yang melibatkan data jutaan siswa-siswa yang ada di Indonesia,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf kepada pers, Selasa (2/7/2024) di gedung DPR RI.
Sampai Minggu (30/6/2024), Politikus Demokrat ini mengaku, laman https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/ juga belum juga bisa diakses. Oleh sebab itu, Dede menegaskan, pentingnya Kemendikbudristek melakukan backup data-data penting terkait bantuan untuk masyarakat.
“Saya sangat menyayangkan bahwa data bisa hilang, data-data tersebut melibatkan data jutaan siswa Indonesia. (Seharusnya) melakukan backup data dan keamanan data sangat penting menuju digitalisasi,” ucapnya.
Atas kejadian tersebut, Dede menilai pemerintah belum siap untuk menjaga keamanan data rakyat Indonesia. Peristiwa pembobolan data saat ini harus dijadikan pelajaran oleh pemerintah, demi perbaikan ke depannya.
“Sebelum pemerintah menjadikan Indonesia sebagai hub-regional big data di Asia dan Pasifik. Ketika pemerintah belum siap untuk melakukan keamanan data,” ujarnya.
Sementara itu, Kemendikbudristek RI menggaransi, sistem layanan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah mulai berfungsi pada 29 Juli 2024. Pernyataan Kemendikbudristek itu menyoroti Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS2) terserang virus ransomware dan berdampak pada sistem KIP Kuliah.
“Proses pemindahan, pemulihan, dan rekonfigurasi interkoneksi sistem KIP Kuliah dengan sistem lain di pemerintah membutuhkan waktu. Sistem KIP Kuliah akan kembali beroperasi sepenuhnya paling lambat pada tanggal 29 Juli 2024,” kata Sekjen Kemendikbudristek Suharti kepada pers, di Jakarta, selasa (2/7/2024).
Suharti menjelaskan, dampak virus ransomware membuat Kemenkominfo tidak bisa memulihkan sistem dan data KIP Kuliah pada PDNS2. Bahkan, Kemenkominfo juga tidak memiliki cadangan data terhadap sistem dan data KIP Kuliah.
“Oleh karena itu, Kemendikbudristek saat ini sedang melakukan pemulihan sistem KIP Kuliah. Sudah 853.393 orang yang sudah melakukan pendaftaran KIP Kuliah 2024,” ucapnya. (*Nurhadi)