Mimbarrepublik.com, Jakarta- Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) melakukan edukasi anti-doping kepada sejumlah atlet bulu tangkis dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebagai langkah mendukung persiapan menuju Olimpiade Paris 2024.
“Aturan doping pada Olimpiade tahun ini akan lebih ketat sehingga para atlet dan pelatih serta pendamping atlet lainnya harus memiliki informasi detail dan memahami poin-poin penting aturan doping yang berlaku pada Olimpiade Paris 2024,” kata Direktur Pendidikan IADO Natashya Marcellina Ardiany di Jakarta, Jumat, 16/2/2024
Natashya datang langsung ke Pusat Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI pada Kamis (15/2) untuk memberikan pendidikan khusus anti-doping untuk membekali para atlet menyambut Olimpiade mendatang.
Ia mengatakan, beberapa atlet bulu tangkis sudah dipastikan lolos Olimpiade Paris 2024 berdasarkan peringkat dunia, selain persiapan yang harus matang secara fisik, mental, dan penguatan informasi pendukung lainnya, perlu memiliki pemahaman yang memadai terkait doping.
Para atlet, pelatih dan tim medis PBSI yang hadir dalam edukasi itu diberikan pemahaman mengenai poin-poin penting peraturan doping yang akan berlaku pada saat olimpiade.
Selain itu, aspek penting lain seperti pengisian informasi keberadaan atlet melalui pusat atlet, aplikasi dari WADA (World-Anti Doping Agency).
Ia mengatakan, untuk memudahkan atlet mendapatkan pendidikan khusus anti-doping olimpiade, maka atlet dan pelatih diarahkan untuk menjalankan kursus Anti-Doping eLearning (ADeL) untuk Olimpiade Paris 2024.
Sebelumnya, IADO telah menghadirkan Program Presenter Edukasi (Presi) guna memenuhi kebutuhan pelayanan edukasi anti-doping bagi para atlet di Tanah Air.
Para tenaga edukator yang dihasilkan dari program itu akan bertugas melakukan edukasi secara masif kepada para atlet yang berkompetisi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, Olimpiade 2024, maupun ajang kompetisi lainnya.
Ketua Umum IADO Gatot S Dewa Broto mengatakan, kebutuhan tenaga edukator sangat penting mengingat banyak kegiatan olahraga atau kejuaraan tingkat nasional maupun internasional yang akan diikuti para atlet pada 2024
“Jika semakin banyak tenaga edukator maka edukasi bisa lebih menyeluruh dan kesadaran anti-doping para atlet juga bisa meningkat,” ujar Gatot. (*Nur)