Mimbarrepublik.com, Depok- Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan sebanyak 93 guru besar dengan topik terbanyak mengenai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan selama tahun 2023.
Mereka menambah panjang deretan guru besar aktif di UI, yakni menjadi 432 orang. Guru besar memainkan peran sentral dalam mewujudkan komitmen UI, terutama dalam mencapai SDGs yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Rektor UI Prof Ari Kuncoro PhD, di Depok, Sabtu, 20/1/2024, ia mengatakan pengukuhan ini mencerminkan tekad UI dalam melahirkan pemikir bangsa yang tidak hanya dapat mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga turut berkontribusi dalam menangani permasalahan global dan pembangunan yang berkelanjutan.
“Dengan bertambahnya guru besar UI, kami berharap kontribusi UI juga makin berdampak bagi masyarakat dan negara, memperkuat peran UI sebagai lembaga pendidikan unggul, dan memberikan manfaat positif bagi kepentingan publik,” katanya.
Pada tahun 2023, hampir seluruh hasil penelitian para guru besar itu berusaha menjawab tantangan global dan bertujuan membangun dunia yang berkelanjutan dari segi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan pada tahun-tahun mendatang.
Salah seorang di antaranya adalah Prof Dr Imansyah Ibnu Hakim dari bidang Ilmu Teknik Konservasi Energi Termal Fakultas Teknik (FT), yang memberikan orasi ilmiah berjudul “Mindset of Energy Conservation: Konservasi Energi Termal Menuju Masa Depan Berkelanjutan”.
Guru Besar yang dikukuhkan pada 30 Agustus 2023 tersebut mensosialisasikan pentingnya konservasi energi, sehingga dapat berkontribusi dalam mencapai salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, yaitu energi bersih dan terjangkau serta penanganan perubahan iklim.
Selain itu, ada Prof Dr dr Mardiastuti dari Fakultas Kedokteran (FK) meneliti tentang penerapan pendekatan Problem-Based Learning sebagai upaya pencapaian SDGs.
Dalam pidato pengukuhannya, ia mengatakan bahwa sektor kesehatan memiliki peran penting dalam upaya pencapaian SDGs, terutama SDG 3 yang menjamin hidup sehat dan memajukan wellbeing bagi seluruh manusia.
Menurut profesor dari bidang Ilmu Mikrobiologi Klinik tersebut, kurikulum pendidikan dokter di perguruan tinggi seharusnya menerapkan pendekatan problem-based learning (PBL) yang memusatkan proses pembelajaran pada pemecahan masalah nyata.
Dalam rumpun sosial-humaniora, Prof Dr Ratna Wardhani, guru besar Ilmu Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) meneliti terkait dengan evaluasi kinerja keberlanjutan melalui pengembangan Sustainability Performance Measurement Framework (SPMF) dalam mendukung pencapaian SDGs.
Prof Ratna menyoroti bagaimana banyak perusahaan di Indonesia mengalami kesulitan dalam menetapkan strategi keberlanjutan yang tepat sasaran.
Prof Ratna mendorong akuntan untuk lebih memahami konsep SDGs dan mendukung pencapaian keberlanjutan secara komprehensif, mulai dari pengukuran, monitoring dan evaluasi, serta tata kelola dari kinerja.
Puluhan guru besar dari beberapa fakultas lainnya di UI turut menyoroti berbagai permasalahan sosial, lingkungan, kesehatan, dan teknologi.
Dengan kepakarannya masing-masing, setiap guru besar berusaha menjawab tantangan tersebut demi mencapai SDGs. Hal ini merupakan bagian dari komitmen UI untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak pemimpin akademik yang berkontribusi positif, baik di dunia kampus maupun masyarakat luas.
Selama 2023, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengangkat 96 guru besar dari UI, 93 di antaranya sudah dikukuhkan.
Adapun 93 guru besar ini berasal dari FK sebanyak 38 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat (5), Fakultas Kedokteran Gigi (2), Fakultas Ilmu Keperawatan (2), Fakultas Farmasi (1), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (10), FT (15), Fakultas Ilmu Komputer (4), FEB (7), Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (3), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (2), Fakultas Psikologi (4), Fakultas Hukum (2), serta Fakultas Ilmu Administrasi (1). (*Nur)