Mimbarrepublik.com, Jakarta- Ketua Bidang Penataan dan Distribusi Kader Pengurus Pusat Pemuda Katolik DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa mengatakan, Franciscus Xaverius Seda merupakan tokoh yang meninggalkan jejak abadi dalam sejarah Indonesia, dan layak diangkat sebagai pahlawan nasional.
Menurutnya, sejarah Indonesia telah mencatat berbagai kontribusi luar biasa dari Frans Seda dalam merintis dan membentuk dasar-dasar ekonomi Indonesia pasca kemerdekaan. Integritas moral dan etika tinggi yang dimiliki oleh Frans Seda juga menjadi alasan kuat untuk penganugerahan gelar pahlawan nasional.
“Ini menandakan bukan hanya tindakan heroik di masa lalu, tetapi juga pencapaian berkelanjutan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Kejujurannya, dedikasinya terhadap kepentingan umum, dan sikap adilnya dalam berbagai situasi menjadikannya teladan positif bagi masyarakat,” kata Marcellus Hakeng kepada pers, di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Marcellus Hakeng menjelaskan, bahwa Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) akan merasakan kebahagiaan yang mendalam jika Frans Seda dianugerahi gelar pahlawan nasional. Gelar ini bukan hanya sebagai penghargaan, tetapi juga sebagai simbol atas dedikasi luar biasa Frans Seda terhadap perjuangan dan pembangunan bangsa, khususnya dalam konteks NTT.
“Dengan penganugerahan gelar pahlawan, masyarakat NTT akan merayakan warisan besar yang telah ditinggalkan oleh tokoh ini, merasa dihormati atas kontribusi gemilangnya, dan melihat pengakuan resmi dari negara terhadap peran signifikan Seda dalam membentuk sejarah dan kesejahteraan Indonesia, yang efeknya masih terasa hingga saat ini,” ujarnya.
Dalam konteks saat ini, Dr. Marcellus Hakeng menyampaikan pesan bahwa calon presiden dan calon wakil presiden yang memperhatikan serta mendukung pengakuan ini dapat membangun citra mereka sebagai pemimpin yang memahami sejarah dan kebutuhan khusus daerah-daerah seperti NTT.
“Menerima gelar pahlawan untuk Frans Seda dapat diartikan sebagai komitmen pemimpin masa depan untuk menghargai kontribusi lokal. Ini dapat menjadi faktor yang memengaruhi dukungan dan identifikasi masyarakat NTT terhadap kandidat tertentu dalam Pemilu 2024,” katanya.
Franciscus Xaverius Seda, yang lebih dikenal dengan panggilan Frans Seda, dilahirkan di Maumere, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 4 Oktober 1926. Ia belajar di Kolese Xaverius Muntilan dan HBS (Hollandsche Burgerschool) di Surabaya.
Gelar sarjana ekonomi diraihnya dari Katolieke Economische Hogeschool, Tilburg, Nederland pada tahun 1956. Frans Seda adalah seorang politikus, menteri, tokoh gereja, pengamat politik, dan pengusaha Indonesia. (*chy)