Mimbarrepublik.com, Jakarta- Praktisi kesehatan dr. Adaninggar atau biasa disapa dr. Ningz mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit Leptospirosis di musim hujan. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Bakteri ini dapat menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi.
“Penyakit ini penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira,” kata dr. Ningz kepada awak media di Jakarta, Minggu (19/11/2023).
Menurutnya, bakteri tersebut ada di hewan pengerat seperti tikus. Bakteri ini bisa dikeluarkan melalui kencing, cairan dan darahnya.
“Kita tahu tikus itu habitatnya di tempat-tempat kurang higienis ya. Seperti tempat kotor dan lembab,” ujar dr, Ningz yang juga Staf teknis transformasi komunikasi Kementerian Kesehatan.
Ningz mengungkapkan jika banjir terjadi maka akan ke rumah penduduk. Sehingga, akan meningkatkan risiko bahwa bakteri Leptospirosis dari air selokan akan kemana-mana.
“Meski tidak terjadi banjir, tetapi orang yang bekerja di dekat habitat tikus itu bisa berisiko terkena Leptospirosis,” ucapnya.
Menurutnya, Leptospirosis paling sering menyebar dari air tercemar urine dan darah dari tikur. Masuknya ke manusia melalui dua cara.
“Jadi itu bisa masuk melalui kulit yang terluka atau melalui Mukosa di tubuh manusia seperti mata dan mulut,” ucapnya.
Ningz menyampaikan gejala awal dari penyakit Leptospirosis ini, gejala awal seperti flu dan gejala demam berdarah.
“Jadi kadang-kadang banyak menduga seperti demam berdarah karena awalnya demam tinggi dan nyeri-nyeri badan,” kata dia.
Namun, ujarnya, gejala yang khas dari penyakit Leptospirosis adalah nyeri otot di bagian pinggang bawah dan betis. Menurutnya, nyerinya itu begitu hebat.
“Tetapi ada yang mengeluh di belakang mata dan pusing nyeri kepalanya itu hebat sekali,” ujarnya.
Sedangkan, kata dr. Ningz, jika ada gejala demam maka kadang-kadang disertai dengan gejala flu ringan ataupun batuk pilek. Hal itu kadang-kadang terjadi di fase awal.
“Kadang memang di fase awal orang kurang aware kalau ini adalah suatu Leptospirosis,” ucapnya.
Ia memperkirakan penyakit Leptospirosis ringan maka dalam jangka waktu 5 hingga 7 hari akan sembuh. Tetapi, jika Leptospirosis berat biasanya akan terjadi setelah hari ketujuh.
“Pasiennya menjadi kuning dan terjadi kegagalan liver dan kegagalan ginjal secara akut,” kata dr. Ningz. (*Wari)