Mimbarrepublik.com, Jakarta- Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggelar Festival Ekonomi Sirkular (FES) 2023 di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Acara tersebut digelar untuk mendukung program pengurangan sampah dari sumber, serta meningkatkan peran masyarakat dan stakeholder dalam implementasi ekonomi sirkular.
Ekonomi sirkular merupakan konsep untuk memaksimalkan nilai guna suatu barang agar bisa dipakai secara berulang dan tidak ada sumber daya yang terbuang. Konsep ini biasanya digunakan, salah satunya dalam pengurangan limbah dan polusi. Untuk memperkenalkan konsep tersebut, digelar beragam kegiatan seperti, pameran, talkshow, sharing session, workshop, dan lomba.
Dalam acara yang digelar hingga Kamis (27/7) tersebut, puluhan stand pameran turut dibuka dan diisi oleh beragam pegiat persampahan, mulai dari pegiat Biokonversi Maggot Black Soldier Fly (BSF), pegiat Bank Sampah, pegiat Kompos, pegiat Ecoenzyme, UMKM Hijau, Kelompok Tani Hutan, Start Up, industri Fast Moving Consumer Good (FMCG), offtaker, sampai lembaga keuangan.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah yang hadir untuk membuka acara tersebut menyampaikan, pembangunan ekonomi di Jakarta harus selalu mengedepankan aspek lingkungan yang berkelanjutan.
“Pertumbuhan ekonomi perlu kita dorong secara cepat. Tapi ada aspek lingkungan yang juga harus kita jaga. Kalau kita semua mau berkelanjutan, otomatis lingkungan hidup harus kita jaga kelestariannya,” terang Afan pada Rabu (26/7).
Ia turut menambahkan, ekonomi sirkular merupakan solusi dari ekonomi yang mengedepankan aspek keberlanjutan. “Dengan adanya konsep ekonomi sirkular ini bisa mencakup dua hal penting sekaligus, yaitu keberlanjutan ekonomi sekaligus lingkungan. Festival ini juga merupakan komitmen dari kita untuk mengedukasi masyarakat untuk lebih sadar terhadap ekonomi sirkular tersebut,” ujar Afan Adriansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto turut mengungkapkan, ekonomi sirkular akan terjadi jika pengelolahan sampah di sumber dilakukan dengan baik.
“Sampah jika bisa dikelola dengan baik dari rumah, selain ada manfaat untuk kesehatan, itu juga akan ada manfaat bagi kesehatan ekonominya,” terang Asep.
Peluang ekonomi sirkular ini akan terus berkembang jika dikelola dengan serius, baik oleh pemerintah maupun stakeholder terkait. Berdasarkan kajian, potensi ekonomi dari hasil pengelolaan sampah di Jakarta mencapai triliunan rupiah.
Seperti budi daya maggot hidup per hari dapat menghasilkan Rp 1,8 triliun, pupuk cair Rp 3,8 triliun, pupuk padat Rp 1,3 triliun, hingga bisa menciptakan 1,3 juta lapangan pekerjaan baru. Melihat potensi tersebut, kegiatan ini berpeluang menyasar perbankan untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi sirkular.