Mimbarrepublik.com, Tangerang Selatan- Diketahui, ratusan siswa SD Negeri Lengkong Karya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan terancam kesulitan masuk ke sekolahnya. Pasalnya, akses masuk sekolah tersebut dibangun tembok beton oleh warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan.
Akibatnya, Ratusan siswa-siswi SD Negeri Lengkong Karya kesulitan masuk ke dalam sekolahnya di hari pertama ajaran baru 2023/2024 dimulai. Bahkan, para orang tua murid yang mengantar buah hatinya merasa sedih akses masuk sekolah anaknya terhalang tembok beton.
“Kasihan siswa siswi termasuk anak saya terpaksa mengantre untuk masuk satu-persatu. Begitu pula saat pulang karena masuk atau keluar terhalang tembok beton,” ungkap Nunik, salah satu wali murid SD Negeri Lengkong Karya, Senin 17/7/2023.
Senada dilayangkan wali murid lainnya, Isah, yang kaget mendapati sekolah tempat anaknya belajar kini terlibat dalam kekisruhan lahan. Dampaknya, akses pintu masuk sekolah ditutup tembok beton dan hanya menyisakan jalan untuk satu orang melintas keluar masuk.
“Sedih sih, memang anak bisa masuk, tapi sayakan warga sini juga, Ya Allah, kok sekolah jadinya seperti itu. Tapi bagaimana lagi, kaget saya pas terjadi penutupan,” ratap Isah.
Isah menegaskan, anaknya terpaksa mengantri untuk masuk karena keterbatasan akses. Sebagai wali murid, dirinya hanya bisa berharap pintu masuk terbuka secara normal.
Sementara itu, Kepala SD Negeri Lengkong Karya, Neneng Herdiyani mengatakan pemilik lahan bernama Hardi sudah menginformasikan terkait hak tanahnya. Sejak dirinya menjabat sebagai kepala sekolah setahun lalu
Katanya, sambung Neneng, sang pemilik lahan tengah menanti pembayaran tanahnya, namun tak kunjung dilunasi. Sebelum menembok pintu masuk pekan lalu, Hardipun memberitahu niatnya kepada dirinya.
“Sebelum ditembok, beliau sudah meminta izin kepada saya, memberitahu mau menutup pintu ini. Pihak sekolah hanya diberi satu meter,” ucapnya.
Neneng mengaku, kisruh lahan sebenarnya telah berlangsung sejak lama. Setahu dirinya, Herdi sudah kerap meminta kejelasan atau respon dari pemerintah daerah terkait lahannya.
“Keinginan Pak Hardi juga sudah saya sampaikan ke dinas, ke kelurahan juga. Hanya saja, anggaran untuk lahannya akan dianggarkan di anggaran perubahan,”tandasnya. (*Nur)