Mimbarrepublik.com, Jakarta– Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan, terjadi perubahan pola pergerakan sel terorisme dan penurunan serangan di Indonesia. Hal tersebut, diakibatkan oleh masifnya penindakan aparat kepolisian.
“Sel-sel terorisme berubah pola gerakannya, dari hard jadi soft approach, di atas permukaan mereka menggunakan jubah agama. Di bawah permukaan mereka melakukan gerakan ideologis secara masif dan terstruktur,” kata Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel Rycko kepada pers, Kamis, 13/7/2023 di Jakarta.
Rycko mengatakan, fenomena penurunan serangan teror oleh teroris dari 2018-2022 di Indonesia, seperti teori gunung es. Kelompok teroris tersebut, tidak lagi secara blak-blakan menunjukkan eksistensinya melalui serangan fisik.
“(Teroris) melalui pendekatan lunak. Dibungkus dengan narasi dan simbol keagamaan,” ucap Rycko.
Kemudian, Rycko mengungkapkan, banyak masyarakat yang terhasut dengan narasi keagamaan teroris tersebut. Yang mengejutkan, secara sadar masyarakat setuju melakukan kekerasan atas nama agama.
“Tidak ada agama satu pun yang mengajarkan tentang kekerasan. Yang tidak bisa menerima perbedaan,” ujar Rycko.
Lanjutnya, Rycko menegaskan, kerja sama stakeholder terkait merupakan kunci memutus mata rantai radikalisme dan terorisme. Seluruh unsur di negeri ini harus terlibat dalam pencegahan.
“Dalam menghadapi masalah atau fenomena sosial seperti ini, kami tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Multi-stakeholder collaboration is a must, semua berkolaborasi,” kata Rycko. (*Nur)