Mimbarrepublik.com, Jakarta : Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), Jerry Mangasas Swandy menyebut ada potensi kenaikan harga internet. Ini terkait dengan biaya sewa jaringan utilitas.
“Biaya sewa jaringan utilitas sedikit menyulitkan kita terhadap besaran kesiapan Opex dan Capex. Itu agak mengganggu percepatan interkoneksi.” ungkapnya, kepada pers, Kamis 11 Mei 2023 di Jakarta.
Misalnya, di DKI Jakarta ada penerapan biaya tertentu terhadap Rancangan Peraturan Daerah Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT). Asosiasi tengah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Daerah urban, menurutnya akan lebih cepat menikmati manfaat dari konektivitas digital. Tapi jika ada biaya-biaya tak terduga, pergerakan konektivitas akan menjadi tidak maksimal.
Padahal jika biaya sewa digratiskan, harapannya semua daerah akan saling terkoneksi sehingga akan ada keandalan bandwidth agar internet tidak lemot dan putus-putus.
“Artinya kita tetap bertumbuh tapi mungkin speed pembangunannya tidak maksimal, kurang lebih seperti itu.” jelasnya.
Jerry juga menjelaskan secara umum biaya sewa jaringan mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000 per meter. Padahal penyelenggara telekomunikasi seharusnya tidak lagi dibebankan biaya jaringan karena telekomunikasi merupakan kebutuhan primer, sama seperti listrik dan air. Kemudian sering kali ada biaya perizinan ketika interkoneksi antara kota dan kota.
“Artinya kabel backbone itukan ada pemilik tanah di pekerjaan umum dan pihak terkait. Dan itu diterapkan secara formal juga sehingga harus kita cepatkan berbicara di lintas kementerian.”Tukasnya
Jerry minta beberapa pihak Pemerintah Pusat dan Daerah agar serius menangani masalah ini dan tidak berdampak ke masyarakat karena hirarki dari semua ekosistem kegiatan adalah pelayanan ke semua masyarakat, baik dari diluar kota, desa-desa, sampai ke kota-kota. (*Kikel)