Mimbarrepublik.com, Jakarta- Presiden KSPI Said Iqbal mengaku, terdapat dua tuntutan utama yang dilakukan pada May Day 2024 ini. Dua tuntutan utama buruh se-Indonesia, yakni cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan Hapus OutSourcing Tolak Upah Murah (HOSTUM).
Semenjak ada UU Cipta Kerja, Said mengatakan, banyak perusahaan dengan seenaknya melakulan PHK terhadap karyawannya. Kemudian, perusahaan mengganti karyawan baru outsourcing dengan gaji rendah.
“Sedangkan terkait dengan, HOSTUM karyawan outsourcing (dibayar) dengan upah murah. Penggunaan outsourcing dan kontrak sudah masif di seluruh Indonesia,” kata Said dalam keterangan persnya, Rabu (1/5/2024).
Said pun merasa sedih, pemerintah Indonesia seakan-akan ‘tutup mata’ dalam persoalan upah murah. Atas dasar itulah, UU Cipta Kerja selalu digaungkan para buruh di Indonesia untuk dicabut.
“Hampir empat tahun yang lalu kenaikan upah selalu di bawah inflasi. Bahkan di beberapa kota industri kenaikan upahnya nol persen,” ucapnya.
Dalam persoalan upah, Said membeberkan, persentase kenaikan gaji 2024 untuk para buruh. Kenaikan upah para buruh itu rata-rata di bawah nilai inflasi, Misalnya Kenaikan upah di Kabupaten Tangerang 1,64 persen, Kabupaten Bekasi 1,59 persen, Kabupaten Karawang 1,57 persen persen. Kenaikan tersebut di bawah nilai inflasi 2024 sebesar 2,8 persen, dan di bawah angka pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.
“Sebanyak 200 ribu orang lebih akan mengikuti May Day di seluruh Indonesia, antara lain di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Ternate, Mimika, dan lain sebagainya,” kata Said Iqbal
Sedangkan Untuk di Jakarta, lanjut Said, aksi dipusatkan di Istana Negara jam 09.30 – 12.30 WIB, sebanyak 50 ribu peserta aksi May Day di Istana akan bergerak ke Stadion Madya Senayan, merayakan May Day Fiesta.
Sementara itu hasil pantauan di lapangan, massa buruh dari berbagai aliansi mulai bergerak menuju beberapa titik di Jakarta, seperti di Patung Kuda sampai Istana Negara, sedangkan massa buruh dari Aksi Perempuan Indonesia mulai bergerak sejak Pukul 08.50 WIB dengan membawa sebuah mobil bak terbuka, dengan dipimpin oleh salah satu orator dipimpin oleh salah seorang perempuan.
Dalam aksi tersebut, Aksi Perempuan Indonesia menuntut sejumlah tuntutan terhadap pemerintah yakni menuntut pemerintah hentikan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA), buruh, perempuan dan rakyat.
Selain itu, mereka juga menuntut kenaikan upah, kurangi jam kerja, Sahkan RUU PPRT!, lawan kekerasan, pelecehan dan diskriminasi.
Terlihat di sepanjang Jalan MH Thamrin polisi sudah disiagakan berjaga di titik untuk mengawal aksi unjuk rasa buruh. (*Chy)